
Bro en Sis rahimakumullah, sebenarnya risih banget lho kalo ketemu ama
remaja yang suka galau. Hih, kesannya semua orang tuh pengen dikasih tahu kalo
dirinya lagi punya masalah, ujung-ujungnya pengen dikasihani (tapi kayaknya
ogah tuh kalo disantuni. Bwaaah!). Nah, sebab nggak reda juga kondisi remaja
yang suka galau dan doyan tampil alay. Entah karena menganggap bagian dari
perkembangan zaman, atau emang nggak ada yang ngingetin. Sayang banget kan kalo
sampe generasi remaja di masa depan justru nggak serius dalam hidup, atau malah
nggak punya tujuan hidup karena keseringan galau dan memilih gaya hidup alay? Duh, jangan sampe deh!
Saya ngebayangin—mudah-mudahan sih nggak kejadian—suatu saat nanti anak alay
ini makin merajalela. Untuk persoalan bahasa saja kita pasti akan kesulitan.
Kenapa? Hehehe.. udah pada tahu kan, kalo anak alay senengnya ngubah bahasa
tulisan dengan karakter yang nggak jelas. Contoh: “54y4 m0 kE sannnaaaa… yach,
kamuw addha di HoME gx?” Belum lagi nulisnya: akyu, aquh, luph, ciinnnn,
cemungadddh, bla..bla… akun facebook namanya narsis abis: DeWI Cellalu Cenyhumm;
Bryan pengEN nyang ENTU. Hadeuh.. cape deh!
Waduh, tuh para ortu mereka bisa ngeden dan mencret mulu baca SMS kayak
gitu. Belum lagi para pembuat software khusus tunanetra, pasti stres ngikutin
perkembangannya karena bakalan kesulitan ‘nerjemahin’ SMS kayak gitu, misalnya
aplikasi text-to-speech. Dan, hahahaha… jadi inget gini, untuk tulisan
normal aja, huruf Braille itu menyusahkan bikinnya (termasuk bacanya), gimana
yang model tulisan anak alay gini ya? Tambah parah dah! *emang nyusahin tuh
anak alay!
Santai tapi serius, Bro
Hidup ini harus serius dinikmati. Iya. Sebab, hidup itu anugerah, Bro en
Sis. Kita bisa menikmati indahnya dunia, bisa ngobrol bareng temen-temen (yang
tentu saja manusia juga. Hehehe.. emangnya pernah kamu ngobrol dan bisa
komunikasi timbal-balik dengan pohon atau hewan?). Selain itu, dalam hidup kita
juga bisa merancang harapan dan mewujudkannya melalui usaha dan doa. Kenapa
hidup bisa menjadi lebih indah? Sebab hidup juga punya tujuan jelas. Bener
banget. Kalo nggak punya tujuan jelas mau ngapain dalam hidup ini, pastinya
kita juga bakalan limbung nggak karuan dalam menjalani kehidupan. Ibarat orang
mau pergi ke suatu tempat tapi bingung tempat mana yang akan dituju. Begitu
nyampe terminal bis, bingung karena banyak pilihan jurusan. Celakanya, orang
kayak gini kalo megang duit bakalan ujug-ujug naik mobil aja dengan
alasan yang penting senang walau bukan untuk tujuan yang akan membuatnya
selamat.
Itu sebabnya dalam hidup ini kita harus bersyukur dan menunjukkan rasa
syukur kita dengan beriman kepada Allah Swt., bertakwa dan jalani ibadah dengan
benar. Lho.. lho.. hubungannya apa kok bahas soal galau dan alay nyambungnya
kepada keimanan segala?
Hehehe.. tentu saja ada kaitannya, Sob! Nyambung banget tuh. Misalnya nih,
kamu lagi dilanda susah dan didera masalah, ya jangan mudah untuk galau
pikiranmu, jangan mudah gelisah lalu putus asa. Jangan sampe kayak gitu. Remaja
muslim yang beriman kagak pantes miara sifat galau, mending miara sapi aja
karena bisa gemuk terus dijual. Lha, kalo miara galau? Kamu jadinya punya hobi
nyoretin ‘dinding’ facebookmu dan facebook kawanmu dengan kata-kata penuh
kegalauan. Widih tuh wall penuh dengan curahan putus asa. Halah, cemen! Hidup
itu wajar kalo diuji dan ujiannya susah. Sebab, dalam hidup kita harus hadapi
kenyataan, dan kenyataan tak selalu yang kita suka. Maka, kreatiflah mencari
jalan keluar untuk menyelesaikan masalah kehidupanmu. Boleh dikata, hidup ini
keras, maka gebuklah! Hehehe….
Bro en Sis, hidup jangan dibuat susah. Santai aja. Nggak usah pusing kalo
nggak kesampaian maksud kita. Tak perlu merasa gagal total kalo cita-cita tak
bisa diraih. Sabar, sabar dan sabar. Lalu interospeksi, evaluasi dan cari jalan
keluar. Jangan mengeluh, tak perlu galau, nggak usah putus asa.
Meski nyantai, tetapi urusan tujuan hidup harus serius. Ya, harus jelas mau
kemana setelah kehidupan di dunia ini. Bagi kaum muslimin, akhirat adalah
tujuan akhir. Oya, harus diingat, agar perjalanan ke akhirat itu berakhir
menyenangkan (yakni meraih surga), maka kudu punya bekal. Bekal untuk ke sana
bukanlah harta, bukan jabatan, bukan status sosial di mata manusia. Tetapi amal
shalih yang kita lakukan dengan penuh keikhlasan dan semata mengharap ridho
Allah Swt.
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS
al-Hasyr [59]: 18)
Tentu saja, untuk meraih kebahagiaan di akhirat kelak, kita harus serius
untuk mendapatkannya. Yuk, siap ya!
Sadarlah generasi alay!
Bro en Sis, seperti yang udah kamu tahu soal anak alay, karena bisa jadi itu
kawanmu di sekolah, saudaramu satu rumah, atau malah dirimu sendiri yang udah
eksis jadi anak alay, maka kita harus menyadarkan mereka (termasuk nyadarin
diri sendiri). Iya nggak sih?
Ketahuilah kawan, meski kelihatannya sepele soal anak alay, tetapi harus
menyadarkannya. Gimana pun juga, generasi alay nggak berhenti hanya pada bahasa
dan model penulisan dalam menyampaikan pesan. Hal lain yang justru perlu
diwaspadai adalah soal gaya hidup. Jika “alay” sudah menjadi karakter, maka
akan mudah bagi orang tertentu untuk merasa terbiasa jadi generasi alay.
Menganggapnya hal sepele dan lumrah. Sebagian menyebutnya sebagai bagian dari
dinamika hidup. Waduh, nggak banget, Sob!
Dinamika hidup bukan soal gaya hidup, apalagi gaya hidup yang keliru bin
salah karena jauh dari syariat Islam. Anak alay juga sebelas dua belas ama
anak-anak yang sering merasa galau. Persis banget kelakuannya, bagai pinang
dibelah satpam (apa hubungannya?). Hmm.. atau nih sebenarnya udah satu paket
bahwa anak yang sering galau tuh pastinya anak alay, atau anak alay adalah anak
yang seringnya curhat di sembarang tempat—terutama situs jejaring sosial dan
mereka itu gampang banget ngerasa galau. Tapi terlepas dari soal itu, sikap
galau dan alay nggak pantes banget nemplok pada diri remaja muslim. Catet!
Jadilah remaja smart pejuang syariat
Bro en Sis rahimakumullah, calon para pembela Islam dan pejuang dakwahnya,
sebagai remaja kamu harusnya keren, smart dan bangga jadi pejuang syariat.
Buang deh jauh-jauh karakter yang gampang galau dan memble ala anak alay dari
folder kepribadianmu. Delete saja. Buka folder recycle bin, lalu empty
dah isinya. Nah, jangan sekali-kali kamu pake ‘software’ lain untuk ngembaliin
file-file galau dan alay dari tempat sampah itu. Please jaga baik-baik dirimu,
Bro!
Sobat muda muslim, ayo bangkit dan masuk ke dalam barisan pejuang Islam.
Makin banyak yang berjuang, insya Allah kian besar pengaruhnya dalam mewarnai
kehidupan ini. Meski adakalanya sebuah peperangan atau revolusi tak selalu
berbanding lurus dengan jumlah pejuangnya. Artinya, tak selamanya jumlah banyak
bisa memenangkan pertempuran. Karena yang terpenting adalah kesamaan visi dan
misi. Lebih hebat lagi tentunya jumlah banyak dan punya kesatuan visi dan misi.
Betul nggak seh?
Jadi, yuk mari tekadkan dan kuatkan perjuangan kita. Jangan pernah takut
terhadap apapun, kecuali kepada Allah. Bahkan kita kabarkan kepada dunia, bahwa
ancaman kematian, bukanlah penghalang bagi perjuangan kita untuk membela Islam.
Seperti kata Syekh Ahmad Yassin: “Kematian tak pernah menakutkan kami. Sebab
melalui itu, kami menemukan jalan menjadi syuhada.” Allahu Akbar! Dahsyat
semangat keimanannya.
Ayo, jangan takut, jangan minder, dan jangan malu en males jadi pejuang
Islam. Kita di jalan yang benar sobat. Kita tidak sendirian. Jumlah kita
ribuan, bahkan jutaan yang akan berjuang membela Islam. Sebagai penyemangat
perjuangan, yuk kita sama-sama senandungkan salah satu lirik nasyid Izzatul
Islam yang oke punya: “Barisan mujahid melangkah ke depan/ Tanpa rasa takut
menghalau rintangan/ Cahya Islam kan selamanya memancar/ Dengan darah kami
sebagai pembakar”. Tetep semangat berjuang sampai akhir hayat. Enyahkan
galau dan alay dari dalam kehidupanmu!
So, jangan pesimis ya. Kemenangan Islam memang insya Allah akan
datang. Melalui keterlibatan kita, atau bahkan tanpa keterlibatan kita. But,
tentu alangkah nikmatnya jika kita menjadi bagian dari perjuangan untuk meraih
kemenangan tersebut. Iya nggak sih?
Sumber: www.gaulislam.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar